Kilas Balik Riset Kebencanaan Tahun 2022 dan Rekomendasi Riset 2023
02 February 2023
Author : Ainur Ridho, Dewa Putu AM, Mizan BF Bisri, dan Atik Nurul A
Editor : -
Satu tahun lagi dengan banyak bencana
Pada tahun 2022, sebanyak 3.742 kejadian bencana melanda Indonesia dan menyebabkan ratusan orang meninggal, dan hampir 100.000 tempat tinggal rusak.
Pada tiap bulannya, ratusan kondisi darurat bencana terjadi di Indonesia. Bulan dengan jumlah bencana terbanyak yaitu pada Januari, Oktober, dan Februari. Nyaris setiap bulan pada tahun 2022, negeri ini menyaksikan bencana dahsyat yang mengakibatkan kerugian nyawa dan ekonomi.
Gambar 1. Ikhtisar kejadian bencana di Indonesia selama tahun 2022 (sumber: gis.bnpb.go.id)
Kondisi ini mengemukakan pentingnya strategi Pengelolaan Risiko Bencana (PRB) dan implementasinya di negeri ini.
Kemajuan PRB bergantung dari ketersediaan dan kualitas basis pengetahuan ilmiah. Ini menunjukkan urgensi praktik pengelolaan pengetahuan terkait bencana di Indonesia untuk mampu memberi informasi yang tepat dan cepat kepada semua orang yang paling membutuhkan, khususnya pembuat keputusan.
Pengelolaan dan produksi pengetahuan menciptakan lingkungan yang mendukung pemecahan masalah dan pembuatan keputusan berdasarkan bukti, yang kemudian meningkatkan kapasitas yang lebih resilien.
Oleh itu, perlunya untuk sejenak kita kilas balik bagaimana kondisi riset kebencanaan yang diterbitkan selama tahun 2022 untuk menangkap dan mengidentifikasi kesenjangan dan kebutuhan guna mendukung strategi dan aksi PRB di Indonesia.
Bagaimana riset kebencanaan di Indonesia pada tahun 2022?
Sebagai cara untuk melihat bagaimana riset kebencanaan di Indonesia selama tahun 2022, kami meninjau dan merangkum publikasi-publikasi riset kebencanaan yang diterbitkan pada tahun 2022.
Data publikasi diperoleh dari CARI! Knowledge Engine yang mengkurasi publikasi dari repositori Scopus, DOAJ, dan Garuda.
Seluruh publikasi bertipe artikel jurnal, prosiding, review, dan book chapter, serta hanya artikel berbahasa Inggris dan Indonesia yang disertakan dalam analisis ini.
Totalnya terdapat 450 publikasi dari 289 jurnal yang ditulis oleh 432 penulis yang akan dikaji dalam analisis berikut.
Gambar 2. Informasi statistik dasar dari data publikasi (sumber: analisis)
Bagaimana sebaran lokasi riset kebencaanaan pada tahun 2022?
Sepanjang 2022, peta publikasi ilmiah menampilkan bahwa lokasi penelitian terkonsentrasi di provinsi-provinsi pada Pulau Jawa dan beberapa lainnya di Pulau Sumatra serta Nusa Tenggara.
Sementara penelitian di provinsi-provinsi di Kalimantan, Maluku, Papua, dan Sulawesi relatif sedikit, kecuali pada Provinsi Sulawesi Tengah.
Provinsi dengan jumlah publikasi terbanyak adalah Jawa Timur (34 publikasi), Jawa Tengah (32 publikasi), Jawa Barat (32 publikasi), dan Aceh (30 publikasi).
Berdasarkan catatan kami, belum ada publikasi ilmiah kebencanaan yang mengkaji di Provinsi Kalimantan Utara, Kepulauan Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau. Temuan ini perlu digarisbawahi untuk catatan riset di masa mendatang, utamanya provinsi dengan skor risiko tinggi seperti di Kalimantan Utara dan Kepulauan Bangka Belitung.
Gambar 3. Peta sebaran lokasi riset menurut provinsi. Lingkaran biru mewakili jumlah publikasi yang tertandai meneliti di setiap provinsi (sumber: CARI! repository-of-repositories, 2023). Gradasi warna pada peta mewakili skor risiko multiancaman pada setiap provinsi (sumber: BNPB, 2021).
Sementara grafik kuadaran di bawah ini mengelompokkan provinsi-provinsi menjadi 4 kategori; warna kuning menunjukkan provinsi dengan banyak publikasi dan skor risiko tinggi, warna hijau menunjukkan provinsi dengan banyak publikasi dan skor risiko sedang, warna biru menunjukkan provinsi dengan sedikit publikasi dan skor risiko sedang, dan warna merah menunjukkan provinsi dengan sedikit publikasi dan skor risiko tinggi.
Terdapat 10 provinsi yang memiliki publikasi di atas jumlah rata-rata nasional (>9 publikasi), yaitu 5 provinsi pada kategori hijau dan 5 provinsi pada kategori kuning, terdiri dari provinsi-provinsi yang berlokasi di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
Total ada 21 provinsi lain yang hanya diteliti kurang dari 9 publikasi, dan 3 provinsi lain sama sekali belum diteliti.
Secara umum, provinsi dengan banyak kejadian bencana pada 2022 cenderung memiliki lebih banyak publikasi penelitian, seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Aceh.
Namun, ada provinsi yang walapun kejadian bencananya relatif sedikit tapi memiliki jumlah publikasi yang cukup banyak seperti DI Yogyakarta, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.
Gambar 4. Grafik kuadran jumlah publikasi peneltiian vs skor risiko multiancaman menurut provinsi. Ukuran lingkaran menandakan jumlah kejadian bencana di tiap provinsi pada tahun 2022 (sumber: BNPB, 2023)
Berdasarkan kota yang diteliti, Kota Palu menduduki posisi teratas dengan 12 publikasi penelitian, diikuti oleh Kota Semarang dengan 8 publikasi penelitian, Kota Surabaya dengan 5 publikasi penelitian, dan kota serta kabupaten lainnya yang sebagian besar berada di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
Gambar 5. Kota/kabupaten lokasi penelitian.
Apa jenis bahaya yang sering diteliti selama tahun 2022?
Klasifikasi klaster dan jenis bahaya didasarkan pada klasifikasi UNDRR/ISC. Bahaya geofisis adalah bahaya paling banyak diteliti, yaitu oleh 164 publikasi, dimana bahaya gempabumi dan tsunami menjadi yang dominan diteliti.
Bahaya hidrologis menempati bahaya paling banyak diteliti posisi kedua, oleh 111 publikasi yang sebagian besar berfokus pada bahaya banjir. Kemudian bahaya klimatologi diteliti oleh 74 publikasi yang terdiri dari jenis bahaya turunan terkait iklim, karhutla, dan kekeringan.
Kemudian bahaya multiancaman diteliti oleh 46 publikasi, bahaya biologis yang terdiri dari epidemi yaitu covid-19 dikaji oleh 34 publikasi. Terakhir, bahaya meteorologis diteliti pada 21 publikasi yang utamanya mengkaji bahaya terkait cuaca ekstrem.
Gambar 6. Grafik gelembung (kiri) menampilkan jumlah publikasi penelitian menurut klaster bahaya. Grafik batang (kanan) menampilkan jumlah publikasi menurut jenis bahaya.
Institusi mana yang berkontribusi terhadap riset kebencanaan pada tahun 2022?
Berdasarkan afiliasi penulis utama, Universitas Indonesia berkontribusi sebagai institusi terkait kebencanaan paling produktif pada tahun 2022 dengan 30 publikasi.
Universitas terkemuka lainnya dengan jumlah publikasi yang tinggi adalah Universitas Gadjah Mada (29 publikasi), Universitas Syiah Kuala (22 publikasi), dan Institut Teknologi Bandung (17 publikasi).
Gambar 7. Wordcloud nama institusi dari penulis utama publikasi.
Publikasi riset paling berpengaruh pada tahun 2022
Daftar di bawah ini adalah 5 publikasi teratas/paling berpengaruh menurut jumlah sitasi per Januari 2023 yang diukur oleh Scopus, urutan dari jumlah sitasi paling banyak ke yang lebih kecil.
Publikasi penelitian terkait covid-19 masih populer pada tahun ini yang berfokus pada fase kesiapsiagaan dan tanggap darurat.
Dua publikasi lainnya meneliti tentang pendidikan dan sekolah yang terintegrasi dalam PRB. Satu publikasi meneliti bahaya slow-onset penurunan muka tanah di Kota Semarang.
- Perceived Risk of Being Infected With SARS-CoV-2: A Perspective From Indonesia
- School Location Analysis by Integrating the Accessibility, Natural and Biological Hazards to Support Equal Access to Education
- An evaluation of community satisfaction with the government's COVID-19 pandemic response in Aceh, Indonesia
- Environmental Education: A Correlational Study among Environmental Literacy, Disaster Knowledge, Environmental Sensitivity, and Clean-Living Behavior of Post Tsunami Disaster in Aceh Communities, Indonesia
- Integration of Numerical Models and InSAR Techniques to Assess Land Subsidence Due to Excessive Groundwater Abstraction in the Coastal and Lowland Regions of Semarang City
Bagaimana pola hubungan lokasi, jenis bahaya, dan fase penanggulangan risiko bencana dalam masing-masing publikasi riset?
Untuk lebih jelasnya dalam melihat pola hubungan ini, kami memvisualisasikannya dalam bentuk diagram sankey.
Diagram Sankey divisualisasikan secara proporsional dengan jumlah publikasi. Ukuran kotak yang lebih besar dan garis yang lebih lebar menunjukkan jumlah publikasi yang lebih banyak. Diagram Sankey mengilustrasikan distribusi publikasi penelitian dan hubungannya di seluruh lokasi yang diteliti, jenis bahaya, dan fase penanggulangan risiko bencana.
Kami menemukan bahwa lebih dari sepertiga dari semua publikasi (36,7% atau 165 publikasi) dilakukan penelitian bencana pada penelitian nasional, lokasi penelitian yang tidak ditentukan, atau penelitian konseptual, yang cenderung dipelajari bersama dalam kaitannya dengan jenis bahaya multiancaman, bahaya terkait iklim, dan bahaya epidemi.
Posisi kedua adalah wilayah Jawa (31% atau 140 publikasi) yang banyak mempelajari bahaya banjir, dan posisi ketiga adalah wilayah Sumatera yang banyak mempelajari bahaya tsunami.
Daerah lain memiliki proporsi kurang dari 10% dari jumlah publikasi yang dipelajari terkait dengan bahaya gempa di Sulawesi, Bali & Nusa Tenggara, dan bahaya banjir di wilayah Kalimantan.
Selanjutnya, pola yang sama ditemukan pada semua jenis bahaya yang cenderung lebih banyak dipelajari pada tahap pencegahan & penanggulangan bencana. Kecuali untuk bahaya epidemik yang lebih banyak dikaji dengan fokus pada fase tanggap darurat .
Gambar 8. Diagram Sankey lokasi penelitian, jenis bahaya, dan fase PRB pada publikasi riset kebencanaan di tahun 2022.
Dimanakah lokasi para peneliti dan lokasi penelitiannya?
Peta di bawah ini menunjukkan asal kota lokasi afiliasi penulis utama dan lokus penelitiannya menurut wilayahnya di Indonesia. Marker kotak menandakan lokasi wilayah penelitian, sedangkan marker lingkaran oranye menandakan lokasi kota basis institusi asal peneliti.
Pada penelitian tingkat nasional, sejumlah besar peneliti di dalam negeri dan luar negeri berkontribusi dalam penyelidikan di Indonesia.
Namun peneliti dalam negeri sebagian besar berafiliasi pada institusi yang berbasis di Jawa, seperti di kota Yogyakarta, Depok, dan Jakarta. Sedangkan peneliti di luar negeri memiliki lokasi yang cukup tersebar dari institusi yang berbasis di Eropa, Asia Timur, dan Australia.
Wilayah Jawa banyak diteliti oleh peneliti berbasis Jawa dan beberapa peneliti luar negeri terutama berlokasi di Eropa dan Jepang. Wilayah Sumatera cukup proporsional diteliti oleh para peneliti dalam dan luar negeri.
Wilayah Bali & Nusa Tenggara dominan dipelajari oleh peneliti dari Jawa dan peneliti dari daerahnya sendiri.
Wilayah Kalimantan memiliki lebih sedikit peneliti yang mengkaji dari institusi daerahnya sendiri, kondisi yang sama juga berlaku untuk daerah Papua & Maluku, seperti yang terlihat banyak peneliti yang berada di luar daerah di Indonesia.
Sedangkan wilayah Sulawesi diteliti oleh cukup banyak peneliti luar negeri dari seluruh dunia.
Gambar 9. Peta jaringan lokasi peneliti dan lokasi penelitiannya.
Grafik gelembung di bawah menunjukkan proporsi jumlah publikasi riset menurut afiliasi penulis utama dari Indonesia dan luar negeri, terlihat bahwa peneliti Indonesia mengungguli dengan cukup baik.
Dilihat lebih jauh pada negara-negara afiliasi penulis utama di luar negeri, ditemukan bahwa peneliti yang berbasis di Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat adalah tiga besar yang mempelajari penelitian kebencanaan di Indonesia.
Serta banyak juga peneliti lainnya dari negara lain di Asia dan Eropa yang teridentifikasi melakukan studi mereka di Indonesia
Gambar 10. Atas menunjukkan proporsi jumlah publikasi riset menurut asal afiliasi penulis utama. Bawah menunjukkan proporsi jumlah publikasi riset menurut negara asal afiliasi penulis utama.
Rekomendasi riset kebencanaan di tahun 2023
Setelah melihat kondisi riset kebencanan di Indonesia pada tahun 2022, dengan menatap berbagai tantangan dan kesempatan yang ada pada tahun 2023, setidaknya kami menyarankan 6 poin rekomendasi kepada para peneliti, pemangku kepentingan, dan masyarakat peduli kebencanaan.
Tahun 2023 penuh agenda nasional, banyak kesempatan terbuka
Tahun 2023 merupakan tahun persiapan pemilu mendatang, tahun penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah, tahun penyesuaian Pembangunan Jangka Panjang, dan tahun berbagai agenda politik-ekonomi di tingkat nasional dan daerah. Peneliti harus proaktif dalam berkomunikasi dan mengadvokasi penelitian mereka agar selaras dengan agenda dan linimasa politik. Pada saat yang sama, pembuat kebijakan, birokrat, dan pemimpin di berbagai sektor harus memastikan memiliki akses ke para ahli yang kredibel dalam pengelolaan risiko bencana (PRB).
Perlunya asesmen risiko berdasarkan nilai ekonomi dan sosial
Mengemukakan kembali wawasan dalam Laporan Penilaian Global, penelitian bencana di Indonesia harus mengukur nilai ekonomi dan sosial dari profil risiko negara. Penelitian dapat memberikan analisis bahaya tunggal yang mendalam atau menerapkan pendekatan multi-bahaya secara konsisten.
Ada daya tarik untuk menemukan berbasis pengetahuan untuk memulai dan memperkuat pendekatan berbasis prakiraan untuk tindakan dini sebagai bagian dari sistem peringatan dini negara dan kesiapsiagaan bencana. Negara membutuhkan peneliti untuk secara sistematis mengevaluasi kinerja tanggap darurat bencana & pemulihan
Penelitian yang lebih merata di Indonesia tengah dan timur
Dari sebaran spasial, studi yang dipublikasikan tahun 2022 sebagian besar memilih Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Aceh sebagai lokasi studi. Hal ini memiliki pola yang sama dengan penelitian yang diterbitkan pada tahun 2021, yang meneliti wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Indonesia sangat membutuhkan insentif skema untuk memotivasi peneliti untuk menyelidiki daerah lain. Para pemangku kepentingan sains mungkin ingin memprioritaskan penelitian di Kalimantan karena potensi masuknya investasi dan pembangunan untuk ibu kota baru yang membutuhkan dasar sains yang kuat dalam bencana.
Tahun ini juga Indonesia melakukan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) utama untuk Rencana Pembangunan Jangka Panjang, peneliti harus memprioritaskan produksi produk penelitian di Kalimantan, Papua, dan Nusa Tenggara.
Dorongan agar institusi penelitian swasta juga berkontribusi
Perguruan Tinggi Negeri dari Pulau Jawa masih mendominasi sebagian besar produksi penelitian dalam negeri. Ini telah menjadi pola yang berulang. Diperlukan perubahan yang berarti untuk membangun kapasitas keilmuan para peneliti di wilayah lain di Indonesia, khususnya di lembaga/perguruan tinggi swasta
Memperkuat peran Indonesia pada upaya PRB di ASEAN
Indonesia adalah Ketua ASEAN untuk tahun 2023. Oleh karena itu, penelitian bencana harus menekankan risiko bencana lintas batas dan pembangunan ketahanan di kawasan dan sekitarnya.
Peneliti Indonesia dapat lebih berupaya untuk menjadi contoh bagi peneliti ASEAN lainnya dalam melakukan penelitian-penelitian bencana yang sangat baik.
Orkestrasi kemitraan strategis sangat penting untuk memberi insentif kepada para peneliti untuk memanfaatkan peluang kerja sama selatan-selatan dan mengeksplorasi mitra dan donor penelitian baru lainnya di luar pakem tradisional.
Pengelolaan pengetahuan dan komunikasi riset
Pengetahuan kebencanaan dari Indonesia harus dikelola dan dikomunikasikan secara efektif kepada dunia dengan memperkuat pesan Ketahanan Berkelanjutan sebagai bagian dari upaya pemenuhan komitmen dan kerangka strategis global.
💡 Untuk dapat melihat grafik dan gambar lebih jelas, anda dapat mengakses versi interaktif yang diterbitkan pada Indonesia Disaster Knowledge Update (IDKU) edisi Januari 2023 di https://knowledge.caribencana.id/special_brief/idku-jan-23-id .