PUBLICATION

Detail

PENENTUAN DISTRIBUSI SLIP DAN ASPERITAS GEMPABUMI MENGGUNAKAN METODE INVERSI GELOMBANG BADAN TELESEISMIK STUDI KASUS: GEMPABUMI LOMBOK MW 6,9 (9 AGUSTUS 2018)

Lebih Lengkapnya : http://garuda.ristekdikti.go.id/documents/detail/1626551
  • Author : Priadi, Ramadhan; Julius, Admiral Musa; Suardi, Iman
  • DOI : 10.24198/bsc geology.v17i3.24181

Abstrak

Pada tanggal 9 agustus 2018 terjadi gempa signifikan dengan magnitude  6,9 (14:56:28 UTC). Gempa bumi tersebut merupakan salah satu gempa dari rangkaian gempabumi Lombok pada periode bulan Juli-Agustus 2019.  Diduga jika gempabumi Lombok disebabkan oleh adanya aktivitas back-arc thrust namun masih sulit untuk menginterpretasikan penyebab utamanya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui apa yang terjadi disumber dengan melakukan inversi moment tensor. Inversi moment tensor dilakukan untuk memisahkan waveform yang tercatat di seismogram dari fungsi raypath dan instrument sehingga diperoleh waveform di sumber. Metode yang digunakan dalam melakukan inversi moment tensor adalah metode teleseismic body wave inversion. Gelombang teleseismik dipilih karena gelombang teleseismic memiliki frekuensi gelombang rendah akibat dari penjalaran yang jauh sehingga frekuensi tinggi sudah teratenuasi selama penjalaran gelombang gempabumi. Komponen BHZ digunakan karena gelombang P terekam jelas di komponen Z. Stasiun seismik yang digunakan merupakan stasiun seismik dengan jarak antara stasiun ke sumber berkisar antara - sehingga diperoleh rekaman sinyal gelombang teleseismik. Dari hasil pengolahan diperoleh parameter sesar yaitu strike , dip , dan rake . Perbandingan antara sinyal observasi dan sinyal sintesis menghasilkan varian sebesar 0,1687. Luasan bidang sesar dari hasil inversi diestimasikan sebesar strike 48 km × dip 42 km. Pada gempabumi ini diperoleh momen seismik sebesar  0.428E+20 Nm. Magnitudo moment yang dihasilkan dari proses inversi adalah  7,02 dengan kedalaman 28 km. Dari hasil inversi diperoleh jika jenis patahan yang terjadi merupakan merupakan jenih patahan reverse (naik) dengan source duration selama 45 s. Slip maksimum yang dihasilkan dari proses inversi adalah 1,05 m. Dari hasil slip diketahui jika pada gempabumi Lombok  6,9 terjadi desakan dari arah selatan ke utara. Hal tersebut juga diperkuat dengan adanya asperitas tinggi di wilayah utara Lombok. Wilayah sekitar gunung Agung memiliki daerah-daerah dengan asperitas tinggi. Daerah dengan asperitas tinggi mengindikasikan jika wilayah tersebut merupakan wilayah dengan zona kuncian yang tinggi. Zona kuncian tersebut memiliki energi yang besar ketika release. Karena zona asperitas terbesar berada di utara Lombok dan menerima desakan dari arah selatan maka diindikasikan jika memang back-arc thrust merupakan penyebab utama gempa bumi Lombok. Show More

Detail

  • Tahun :2019
  • Tipe Publikasi :Penelitian
  • Tanggal Publikasi :
  • Sumber :caribencana